Semakin
kesini gue semakin ingin kembali. Memang benar semua kebodohan dan penyesalan
yang pernah ada menjadi pelajaran penting yang harus jadi pertimbangan dalam
mengambil keputusan dan juga menarik sebuah kesimpulan. Lain lagi dengan senyum sinis dari canda tawa
palsu sudah menjadi penanda bahwa orang-orang pro muka dua (munafxck) akan selalu ada dimanapun
kita berada. Hal ini seperti berada dalam lingkaran setan.
Tidak seperti awal dan a/ akhir, gue hanya muak dengan proses-proses bermakna yang diselingi tindak laku dengan pola pencitraan diri seolah-olah mereka maha benar dan maha bisa. Ya gue masih gak habis mikir “kenapa sih pekerjaan menjadi landasan pacuan persaingan?” Ya, bagi gue bekerja adalah mengais rezeki. Mencari yang halal sembari berharap menuntut progress menuju pencapaian. Bukan arena tanding apalagi medan rivalitas. Iya jika itu rivalitas yang positif, gue setuju.
Dampaknya, penyakit bosan indifference seketika menjamur dan menular seperti sediakala. Sehingga retorika aktivitas dalam bekerja yang dipenuhi drama-drama dan adu citra sangat-sangat membuat tidak nyaman, membosankan dan juga memuakan.
Awalnya gue kira cuman dalam kegiatan ber-Politik, intrik-intrik seperti standar ganda dimainkan. Di depan bicara A, di belakang bicara Z. Rupanya gue salah, dan yang paling menyebalkan adalah dimanika atau action-action semacam ini di perankan oleh orang-orang yang mengaku sebagai rekan kerja. Kan taik!!!!
I think this is wrong, fxcing bullshit!!!! And now I need somebody to talk about my work. Kita lihat sampai dimana gue bertahan!?
Tidak seperti awal dan a/ akhir, gue hanya muak dengan proses-proses bermakna yang diselingi tindak laku dengan pola pencitraan diri seolah-olah mereka maha benar dan maha bisa. Ya gue masih gak habis mikir “kenapa sih pekerjaan menjadi landasan pacuan persaingan?” Ya, bagi gue bekerja adalah mengais rezeki. Mencari yang halal sembari berharap menuntut progress menuju pencapaian. Bukan arena tanding apalagi medan rivalitas. Iya jika itu rivalitas yang positif, gue setuju.
Dampaknya, penyakit bosan indifference seketika menjamur dan menular seperti sediakala. Sehingga retorika aktivitas dalam bekerja yang dipenuhi drama-drama dan adu citra sangat-sangat membuat tidak nyaman, membosankan dan juga memuakan.
Awalnya gue kira cuman dalam kegiatan ber-Politik, intrik-intrik seperti standar ganda dimainkan. Di depan bicara A, di belakang bicara Z. Rupanya gue salah, dan yang paling menyebalkan adalah dimanika atau action-action semacam ini di perankan oleh orang-orang yang mengaku sebagai rekan kerja. Kan taik!!!!
I think this is wrong, fxcing bullshit!!!! And now I need somebody to talk about my work. Kita lihat sampai dimana gue bertahan!?
Oia perlu gue informasikan bahwa ini adalah bulan keempat
gue bekerja. Ya akhirnya gue benar-benar tercatat sebagai karyawan disalah satu perusahan (Beach club, wahana hiburan, wisata keluarga, International school) dll. Tentunya perusahaan yang satu ini terbilang megah & ternama di kawasan Canggu, Badung, Bali.
Kalok dipikir-pikir sih gue termasuk orang beruntung bisa bekerja ditempat ini. Setidaknya bisa memperkaya diri sendiri dan memperlancar pemasukan dari segi keuangan. Awokwokwkwook.
Kalok dipikir-pikir sih gue termasuk orang beruntung bisa bekerja ditempat ini. Setidaknya bisa memperkaya diri sendiri dan memperlancar pemasukan dari segi keuangan. Awokwokwkwook.
Lalu, Apa perlu gue ceritakan juga bagaimana situasi dan
kondisi di tempat gue bekerja? Ah tidak, ini bisa berubah menjadi a/ semacam
membuka kartu jahad dari perusahaan tempat gue bekerja. So skip ae.
Anyway apakabar boy apakabar girl?
Sebenarnya
sih porsi gue bekerja terbilang cukup sederhana. Lebih kepada monitoring dan
maintenance. Dalam sehari 8-9 jam kerja, Itu pun ketika berlangsung event.
Maklum perusahaan di tempat gue bekerja sedang bergerilya dalam usaha promosi
sehingga tidak jarang pengadaan acara seperti event sangat dibutuhkan sebagai
media promosi yang strategis. Dan hal ini dilakukan oleh perusahaan secara
berkala sesuai Waktu, Hari, dan Tanggal yang telah ditentukan. All according to plan.
Dan dari sekian rutinitas yang gue jumpai setiap hari, ada
satu hal yang paling menarik sejauh ini. Yaitu ini adalah kali pertama gue
bekerja sebagai karyawan formal dan mempunyai atasan seorang Bule (WNA).
Edan poko na mah. Boss gue berasal dari Australia dan dia sangat agresif dan anti protect terhadap staf-stafnya.
Edan poko na mah. Boss gue berasal dari Australia dan dia sangat agresif dan anti protect terhadap staf-stafnya.
Hey Muhamed how are you?
Im good sir!
Everthing is good?
Yeah sir, everthing its ok and already!
Remember, work using the brain not muscles.
ckckckk.
Dalam satu minggu, ada beberapa hari yang terhitung rawan
krodit (jam sibuk). Yaitu jumat, sabtu, minggu. Sehingga sangat diharapkan kerjasama tim
pada ketiga hari yang telah disebutkan ini. Maklum performa kerja, sangat
tergantung pada complain-an para tamu yang datang secara random. Sehingga
apabila terjadi sedikit saja mis-komunikasi, terlebih ketidakpuasan daripada
tamu yang datang maka akan berakibat sangat fatal.
Gue pernah diomeli gegara volume TV,. bayangkan hal sekecil ini bisa saja menjadi perkara Panjang dan berkelanjutan. Intinya, insting dan inisiatif sangat diperlukan untuk memperhatikan secara mendetail terhadap semua equipment dan atribut departement. Demi menghindari complain-an dari pada guest. Terlebih jika ada evaluasi dari manager of departement (MOD).
Gue pernah diomeli gegara volume TV,. bayangkan hal sekecil ini bisa saja menjadi perkara Panjang dan berkelanjutan. Intinya, insting dan inisiatif sangat diperlukan untuk memperhatikan secara mendetail terhadap semua equipment dan atribut departement. Demi menghindari complain-an dari pada guest. Terlebih jika ada evaluasi dari manager of departement (MOD).
Belakangan gue JADI faham bahwa “Bule kalok belum ngomel-ngomel
itu berarti dia belum Profesional”. Ingat itu. Dan boss gue sangat identik dengan perkara ini. Singkatnya lu salah, AUTOBACOT! Ckckckk.
Sementara itu, ada satu Regulasi yang digunakan di tempat gue
bekerja terhadap para tamu (Guest). Yaitu SYSTEM membership. Keanggotan tamu yang diklasifikasi
kedalam beberapa golongan. Dari beberapa golongan ini pun mendapatkan servis yang
berbeda-beda pula.
Sejauh sepengetahuan gue, mereka membayar secara berkala baik per-bulan ataupun per-tahun. But, gue masih butuh informasi yang valid dan mendetail perihal ini. Jadi, sekali lagi kita skip.
Sejauh sepengetahuan gue, mereka membayar secara berkala baik per-bulan ataupun per-tahun. But, gue masih butuh informasi yang valid dan mendetail perihal ini. Jadi, sekali lagi kita skip.
DON’T THINK TWICE
Belum setahun
gue bekerja dan laka-liku rotasi perputaran roda perihal “kerja” cukup menguras
energi dan fikiran. Mungkin gue lupa, bahwa tantangan dalam bekerja adalah
persaingan. Lagi-lagi gue harus meyakinkan diri bahwa ini adalah bentuk
rivalitas yang sehat. Setidaknya gue harus berfikir dua kali untuk tidak “menyalahkan”
orang lain. Terlebih urusan dan a/ performa ketika bekerja. Yeah, I will be
ready if compete fairly.
So nampaknya akhir minggu ini SCHEDULLE event yang padat akan
menjadi keseruan tersendiri. Terlebih performa tim akan dituntut lebih
totalitas dalam menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut event mendatang. But,
gue masih anak bawang, jadi tetap santuyyy. Ckckckkk.
Di lain sisi, belakangan gue semakin terpengaruh dengan
segala macam sentralisasi Bali terhadap pengaruh lifestyle global. Tato, Alcohol, Drugs, Scene Music atau juga pertanyaan semacam “kenapa Bule bisa ber-libur di Bali, Indonesia?” Sementara
gue tidak bisa libur di Negaranya?
Waitt, mungkin gue butuh sebuah passport untuk
menjawab pertanyaan ini. Ckckckck.
Maybe bukan standar ganda yang harus gue terapkan, melainkan
high standar international yang kudu gue realisasikan. Sederhananya, kalok para
bule bisa melakukannya, kenapa kita nggak? Ckckckck.
Semoga ada pacik bule yang baik hati yang ngajakin ke luar Negri. Amiin. Hahahaeey
Wassalam.
Canggu, Badung, Bali 21/09/2019