TEORI DAN ANALOGIKA LIAR




Entah Dunia Sastra Atau Dunia Meraba-raba.

                Dewasa ini pengaruh sosial media tidak lepas dari pengaruh teknologi yang terus berkembang. Alhasil, banyak sentimen yang turut bermunculan akibat beragamnya sisi negatif yang ikut aktif berdatangan. Harus diakui sosial media membantu kebanyakan orang dalam urusan komunikasi, baik menjadi lancar dan mudah ataupun menjadi lebih simple sesuai trend di kalangan anak-anak muda. Akan tetapi pengaruh yang kemudian lahir adalah munculnya emblem-emblem “penyair online”.

Pada dasarnya fakta tersebut bukanlah hal negatif, karena di satu sisi realita tersebut secara perlahan memancing keikutsertaan anak-anak muda untuk mengembangkan imajinasinya dalam menghasilkan sebuah karya puisi. Akan tetapi hal yang di sayangkan adalah puisi-puisi yang berlahiran di dunia maya cenderung menjadi hambar dan seringkali mengabaikan makna dari puisi itu sendiri. Alhasil, karya yang di tawarkan kemudian hanya menjadi sepenggal bait-bait yang tidak memiliki arti, dan melupakan maksud dan tujuan dari puisi itu sendiri. Maksud dari pernyataan tersebut adalah setiap kata perkata ataupun majas demi majas yang telah di rangkai menjadi sebuah puisi oleh penulisnya hanya akan menjadi pajangan dalam hal ini postingan di dunia maya. Masalahnya, pesan ataupun ungkapan dari maksud si penulis dalam puisinya tidak akan sampai kepada si penerima pesan ataupun si pembaca.

DARI TANAH LAMAHALA JAYA

SOSOK INSPIRATIF DARI TANAH LAMAHALA

               Tak akan ada yang tahu dari temen-temen pembaca, apakah Lamahala dan dimanakah ia berada. Pada dasarnya wajar saja karena letaknya secara geografis yang jauh dari hiruk pikuk ibukota jakarta. Lamahala merupakan sebuah desa terpencil yang berada di penjuru nusantara di sebuah pulau dengan nama Adonara. Lamahala masuk dalam kecamatan Adonara Timur, kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur. Karena letaknya yang berada di pulau kecil diantara pulau-pulau kecil di kepulauan flores, maka tak heran bila banyak orang yang tak mengetahuinya. Akan tetapi dari tanah inilah lahir para leluhur yang menurut cerita setempat berhasil mengusir bangsa portugis dikala itu yang konon menjarah cendana di belataran hutan pulau-pulau kecil di kepulauan flores. Karena tidak bisa di pungkiri bahwasanya sejarah membuktikan peradaban portugis pernah masuk disana, meskipun tidak tertera secara jelas kapan pertama kali mereka masuk dan berapa lama mereka berada disana.