Entah Dunia Sastra
Atau Dunia Meraba-raba.
Dewasa ini pengaruh sosial
media tidak lepas dari pengaruh teknologi yang terus berkembang. Alhasil,
banyak sentimen yang turut bermunculan akibat beragamnya sisi negatif yang ikut
aktif berdatangan. Harus diakui sosial media membantu kebanyakan orang dalam
urusan komunikasi, baik menjadi lancar dan mudah ataupun menjadi lebih simple sesuai trend di kalangan anak-anak muda. Akan tetapi pengaruh yang
kemudian lahir adalah munculnya emblem-emblem
“penyair online”.
Pada dasarnya fakta tersebut bukanlah hal negatif, karena di
satu sisi realita tersebut secara perlahan memancing keikutsertaan anak-anak
muda untuk mengembangkan imajinasinya dalam menghasilkan sebuah karya puisi. Akan
tetapi hal yang di sayangkan adalah puisi-puisi yang berlahiran di dunia maya
cenderung menjadi hambar dan seringkali mengabaikan makna dari puisi itu
sendiri. Alhasil, karya yang di tawarkan kemudian hanya menjadi sepenggal
bait-bait yang tidak memiliki arti, dan melupakan maksud dan tujuan dari puisi
itu sendiri. Maksud dari pernyataan tersebut adalah setiap kata perkata ataupun
majas demi majas yang telah di rangkai menjadi sebuah puisi oleh penulisnya
hanya akan menjadi pajangan dalam hal ini postingan di dunia maya. Masalahnya,
pesan ataupun ungkapan dari maksud si penulis dalam puisinya tidak akan sampai
kepada si penerima pesan ataupun si pembaca.