TANDA SERU ( ! )


Terlalu naif ketika kita bersaing secara sehat, selalu ada keegoan yang akan hadir baik dari pelaku pertama, kedua, ataupun ketiga yang lainnya. Begitulah sifat alamiah manusia. Apapun bentuk persaingannya itu selalu akan menghadirkan konflik, baik secara professional maupun amatiran sekalipun itu, begitulah hubungan manusia dengan manusia. Kita manusia diciptakan dengan begitu lengkapnya, sehingga manusia di anggap sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, tetapi di balik kesempurnaan itu masih banyak terdapat kekurangan pada manusia, bukan berarti mengatakan bahwa manusia bukan makhluk hidup paling sempurna, tentu tidak. Ketidaksempurnaan manusia ini hadir di luar kendali manusia, dalam artian ketidaksempurnaan ini tidak di lihat dari bentuk fisik melainkan suatu bentuk atau nilai yang tersirat. Kita bisa menilai seseorang dari tingkah lakunya, sikapnya, sifatnya dan sebagainya. Itulah ketidaksempurnaan.
Maksud dari pernyataan diatas adalah ingin menegaskan bahwa kita tidak bisa menyalahkan tuhan ketika diri kita di pandang tidak sempurna oleh orang lain, karena dalam hal ini nilai ketidaksempurnaan datang dari kita sendiri. Salah satu contoh yang paling banyak kita rasakan tapi tidak kita sadari adalah ketika kita di hadapkan suatu masalah (tantangan, rintangan, cobaan, ataupun musibah). Kita cenderung berpikir “TIDAK MAMPU” untuk menyelasaikannya bahkan takut untuk menghadapinya, inilah bentuk kekurangan dari kita manusia. Hal ini seringkali membawa diri kita ke zona pesimis dan secara perlahan menganggap diri kita tidak sempurna.Hal yang paling erat dalam kasus ini adalah kita tidak mampu mengontrol pikiran alias kita tidak mampu memberikan sugesti pada diri kita sendiri. Pasalnya secara alami diri kita lebih mengetahui apa saja yang kita butuhkan sebelum kita memilih untuk menyerap dan mendengarkan informasi dari orang lain.
Bentuk lain dari manusia makhluk paling sempurna adalah manusia tidak pernah di sejajarkan dengan makhluk hidup lainnya di bumi ini, meskipun pernah menjadi perdebatan di dunia ketika mengungkap ‘teori Charles darwin’ yang mengatakan nenek moyang manusia adalah spesies monyet. Kendati demikian terkadang dari kita masih banyak manusia yang kadang kala bersifat animal, dalam artian bersifat diluar sifat umum manusia. Brutal dan tidak manusiawi. Terlepas dari itu semua plato dan aristoteles pernah mengungangkapkan teorinya yaitu ;
·          plato menyebutkan bahwa Ia memandang manusia terdiri dari jiwa dan tubuh. Dua elemen manusia ini memiliki esensi dan karakteristik yang berbeda. Jiwa adalah zat sejati yang berasal dari dunia sejati, dunia idea. Jiwa tertanam dalam tubuh manusia. sementara tubuh manusia adalah zat semu yang akan hilang lenyap bersamaan dengan kematian manusia. sedangkan idea tetap abadi. Sesuatu yang abadi terperangkap di dalam sesuatu yang fana, itulah nasib jiwa. Tubuh adalah penjara bagi jiwa. Sebagai zat yang berasal dari dunia idea, jiwa selalu ingin kembali ke dunia sejati itu. Manusia yang bagian sejatinya adalah jiwa yang terperangkap dalam tubuh, selalu merasa tidak bebas selama tubuhnya mengungkung jiwanya. Untuk membebaskan jiwa dari dunia fana dan kembali ke dunia idea, manusia harus memenuhi dirinya dengan hal-hal yang menjadi sifat utama dari jiwa. Sifat utama itu adalah rasionalitas, keutamaan moral dan kabajikan selama hidup di dunia ini.
·         Aristoteles dengan teorinya ia memandang manusia sebagai satu kesatuan. Tubuh dan jiwa adalah satu substansi. Perbedaan keduanya bukan perbedaan esensial. Bagi Aristoteles jiwa manusia tidak terpenjara dalam tubuh. Ketidakbebasan manusia bukan dalam kondisi terpenjaranya jiwa oleh badan melainkan ketidakmampuan mereka menggunakan keseluruhan sistem psiko-fisik dalam memahami alam semesta dan ketidakmampuan mengembangkan dirinya dalam kehidupan sehari-hari,termasuk kehidupan sosial. Tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan, tetapi bukan kebahagiaan yang hedonistik, bukan yang semata mementingkan kenikmatan fisik. Kebahagiaan manusia adalah kebahagiaan yang dicapai dengan tindakan-tindakan  rasional .
Terlepas dari kedua teori tersebut kita manusia pada umumnya meyakini bahwasanya kita adalah makhluk hidup yang hadir di dunia karena suatu tujuan, dalam artian kita ada karena di ciptakan. Di awali dengan bayi mungil kemudian merangkak  dan terkadang di akhiri dengan wujud lanjut usia yang bungkuk. Nah pada poin ini sebenarnnya sejak lahir manusia memiliki potensi-potensi yang dapat dikembangkannya sendiri. Manusia tidak ditetapkan akan jadi apa nantinya, ia bisa jadi apa saja karena ia memiliki semua potensi untuk jadi apapun. Yang menentukan akan jadi apa ia adalah dirinya sendiri dengan bantuan fasilitas dari lingkungan juga informasi yang di serapnya. Manusia pada tingkat tertentu bertingkah laku bukan lagi karena dorongan-dorongan insting atau kekurangan-kekurangan yang ada padanya, tetapi karena keinginannya untuk mengaktualisasi potensi-potensinya. Sehingga ia bisa menjelma menjadi apa saja sesuai naluri juga logika yang ia mainkan. Ia mencintai karena memiliki potensi mencintai, bekerja karena memiliki potensi untuk bekerja, dan seperti ungkapan dedi corbuzer bahwa “setiap orang ahli pada bidang-bidangnya sendiri”. Manusia umumnya mempunyai daya jelajah imajinatif tinggi dan bervariatif, sehingga tidak mengherankan ketika muncul beberapa orang dari kita dengan ide cemerlangnya, tetapi jika menghitungnya secara teoritik maka kita sebenarnya dapat melakukan apapun yang orang lain bisa lakukan. Dalam hal ini tingkah laku manusia pada umumnya sama baik perkataan maupun perbuatan, tetapi satu hal yang membedakan adalah cara berpikir setiap orang cenderung berbeda. Insting dan dorongan naluri tiap orang akan hadir dengan berbeda tergantung logika dan pemikiran dari orang tersebut untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan. Sehingga setiap orang mempunyai jalan hidup masing-masing tergantung keputusan yang dia ambil dan dia tentukan.


Konsepsi cara berpikir manusia indonesia
Secara perkembangan perjalanan hidup manusia, di Indonesia sendiri tipikal manusianya bisa di lihat dari kebutuhan dan keinginan. Dalam artian kita bisa mengukur macam-macam orang Indonesia sesuai kebutuhan dan keinginan mereka, meskipun secara matematik jumlah kebutuhan dan keinginan setiap orang Indonesia akan berbeda tetapi secara universal orang-orang Indonesia tetap sama yaitu mempunyai dorongan atau naluri untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Orang kaya maupun orang miskin sama saja tetap berpikir bagaimana cara untuk tetap bertahan hidup meskipun terkadang perilaku konsumtif seperti ini sukar untuk dideteksi. Dengan keanekaragaman bentuk fisik manusia Indonesia, orang-orang Indonesia secara umum mempunyai beberapa tahap perkembangan yang hampir sama yaitu lahir, sekolah, bekerja, kemudian mati. Secara harfiah kita menjalani hidup sesuai aturan yang berlaku di tempat kita bernaung alias Negara Indonesia, sehingga kasarnya pengaruh kenyataan atau lingkungan di sekitar sangat erat mempengaruhi cara kerja otak, dengan demikian otak lebih mudah menuntun cara berpikir dengan menganalogikan bahwa kehidupan itu cukup dengan mengikuti kenyataan yang ada, mencontohi lingkungan untuk mengejar sesuatu yang di namakan kesuksesan. Umumnya pemahaman konsep kesuksesan oleh orang Indonesia biasanya hanya memandang sesuatu yang bermuatan materi, sehingga tidak mengherankan munculnya pandangan ataupun anggapan bahwa orang-orang yang sudah melampaui materi di atas nominal yang tak terhingga adalah orang-orang yang sudah mencapai kesuksesan. Sehingga seringkali pandangan ini menuntun kelompok ataupun individual dari orang-orang Indonesia untuk melakukan hal yang sama, yaitu mengejar dan menggapai materi.
                 Secara global pemahaman manusia di wilayah eropa ( bangsa barat ) sudah berbeda jauh dengan pemahaman manusia di wilayah timur khususnya Indonesia, dalam artian orang-orang barat hidup dengan prinsip berpikir yaitu bagaimana caranya mempertahankan eksistensi mereka untuk tetap hidup di dunia, dalam artian mereka tidak lagi mempermasalahkan bagaimana mereka mati atau binasa nanti, tetapi sebaliknya mereka berpikir untuk meniadakan ketakutan mereka terhadap anggapan bahwa setiap manusia akan mati dan binasa, dengan cara memanfaatkan ilmu pengetahuan juga kemajuan teknhologi yang telah ada. Sebaliknya manusia Indonesia ataupun orang-orang Indonesia umumnya masih berpikir dan dipusingkan dengan cara berpikir yang sederhana yaitu mencari cara untuk tetap bertahan hidup hari ini, memenuhi kebutuhannya, dan mementingkan keinginannya esok nanti.
Pada dasarnya tidak ada problem maupun masalah yang hadir pada titik ini, di karenakan faktor kenyataan mempunyai peran penting dalam proses pembentukan cara berpikir kita secara umumnya, sehingga logika kita lebih terpancing untuk memainkan sebuah peranan yang di ambil dari nilai yang tersirat, dalam hal ini informasi dan interaksi yang terjadi di sekitar. Jika kita melihat secara spesifik ada 2 unsur yang mempunyai peranan penting dalam proses ini yaitu keseimbangan antara alam sadar dan alam bawah sadar, maksudnya ketika pengaruh yang datang baik berbentuk informasi ataupun interaksi maka secara sadar maupun tidak sadar kita akan di pengaruhi dengan sendirinya, artinya sebelum otak mencapai ke suatu titik tindakan maka disitu logika sudah dipaksa untuk menerima kenyataan tersebut, sehingga ketika cara berpikir kita terbentuk maka dengan sendirinya dia di bentuk atas perintah informasi juga interaksi yang telah kita terima. Oleh karena itu tidak mengherankan kita manusia mempunyai cara berpikir yang cenderung berbeda meskipun dalam skala besar proses pembentukan cara berpikir berjalan di jalur yang sama. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus dan berjalan secara continue.
Dan akibatnya
                Apakah yang akan terjadi nanti merupakan konsekuensi yang seharusnya sudah siap untuk di terima, sayangnya kita seringkali melupakan poin ini, sehingga kenyataan yang datang secara berkala ini seringkali menjadi problema dan mengganggu berlangsungnya proses kehidupan kita. Dalam hal ini kita seharusnya lebih peka sehingga di kemudian nanti kita tidak lagi menyalahkan cara berpikir kita artinya jangan sampai kita memutuskan sendiri bahwasanya keputusan yang sudah kita ambil adalah sesuatu yang salah, karena itu hanya akan menimbulkan masalah bagi diri kita sendiri. Apapun yang sudah menjadi landasan kita sebelumnya maka itu juga menjadi landasan sesudahnya. Terlepas dari semua pengaruh yang sudah datang baik dalam lingkup konspirasi sekalipun itu.
hal ini mencegah kita agar supaya sebelum mengambil tindakan ataupun keputusan kita seharusnya berpikir lebih luas. Dalam kontes ini yang di maksudkan adalah bagaimana kita bisa menuntun otak juga isi kepala ini agar bisa menyesuaikan dengan kejadian yang ada di sekitar kita, apakah itu yang berbau politik, ekonomi, budaya, juga agama. Karena harus di pahami bersama bahwasanya lingkungan kita Negara Indonesia sudah terjangkit sebuah virus yang sudah merusak seluruh structural kepemerintahan kita, yang secara perlahan menggorogoti politik, ekonomi, budaya serta agama, sehingga secara umumnya rakyat Indonesia sudah terkena virus tersebut. Kita harus menyadari bahwasanya kita sudah terjangkit penyakit yang bisa membunuh secara perlahan, maka dari itu marilah kita bangun bersama, kita harus cepat tersadarkan akan seluruh kejanggalan ini. Memang penjelasan diatas tidak serta merta membuka 
maindset berpikir bahwasanya kita sedang dalam berada di jalur yang salah. Meskipun demikian ada hal yang terselubung untuk kita ketahui dan harus di sadari bersama.
Pemikiran kosong ini tidak memerlukan kritikan dan saran !!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar