SOSOK INSPIRATIF DARI
TANAH LAMAHALA
Tak akan
ada yang tahu dari temen-temen pembaca, apakah Lamahala dan dimanakah ia
berada. Pada dasarnya wajar saja karena letaknya secara geografis yang jauh
dari hiruk pikuk ibukota jakarta. Lamahala merupakan sebuah desa terpencil yang
berada di penjuru nusantara di sebuah pulau dengan nama Adonara. Lamahala masuk
dalam kecamatan Adonara Timur, kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur. Karena letaknya yang berada di pulau kecil diantara pulau-pulau kecil di
kepulauan flores, maka tak heran bila banyak orang yang tak mengetahuinya. Akan tetapi
dari tanah inilah lahir para leluhur yang menurut cerita setempat berhasil
mengusir bangsa portugis dikala itu yang konon menjarah cendana di belataran
hutan pulau-pulau kecil di kepulauan flores. Karena tidak bisa di pungkiri bahwasanya
sejarah membuktikan peradaban portugis pernah masuk disana, meskipun tidak tertera
secara jelas kapan pertama kali mereka masuk dan berapa lama mereka berada disana.
Terlepas dari sejarah panjang keberadaan bangsa portugis di
kepulauan flores, artikel saya kali ini mencoba mengangkat sebuah cerita
tentang sosok yang lahir dan dibesarkan di pelosok terpencil ini. Karena bagi
saya sudah seharusnya sosok muda ini menjadi panutan dan inspirasi bagi banyak
orang, terutama bagi para pelajar mahasiswa yang sudah lupa bahwasanya
pengabdian terhadap masyrakat merupakan inti dari salah satu TRIDARMA perguruan
tinggi. Yang sudah semestinya di eksekusi ditengah-tengah kehidupan
bermasyarakat. Apalagi di era modern ini status sebagai sarjana cenderung
memaksa seseorang untuk harus mencari pekerjaan, bukan menciptkan peluang
pekerjaan. Sehingga penting bagi saya untuk mengangkat sosok muda ini kedalam
sebuah cerita singkat sebagai acuan untuk jiwa-jiwa muda yang akan beregenerasi
selanjutnya. Pasalnya sampai detik ini segala upaya yang di lakukan beliau
tidak terlepas dari upaya untuk pengabdian terhadap masyarakat. Mencerdaskan generasi
muda, serta upaya membangun lewo tanah sedari dini melalui jalur pendidikan.
Berbeda dengan masa kuliahnya, tingkat kepopulerannya
semakin menjadi-jadi, karena keberhasilannya dalam menuntaskan sebuah Novel. Sebuah
karya yang langsung melambungkan nama penanya saat itu. Tidak tanggung-tanggung,
hampir 3 ribu buku berhasil dicetak dan didistribusikan. Padahal sebelumnya,
beliau sempat beberapa kali gagal masuk dalam perguruan tinggi (tidak lolos tes).
Namun keputusasaan tidak sedikitpun menggubrisnya. Sempat juga di tawari oleh
rekannya untuk masuk ke universitas lainnya. Tapi beliau menolak dan lebih
memilih melanjutkan ambisinya untuk masuk di universitas yang di dambakan
beliau (universitas negeri). Alhasil, upaya tersebut membuahkan hasil di tahun
berikutnya. Beliau di terima dan berhasil menjadi salah satu mahasiswa di
universitas terbaik di kota kupang. Kota yang kemudian mensejajarkan namanya
sebagai sastrawan muda pada saat itu. Novel yang berjudul “Atma, Putih Cinta
Lamahala Kupang”, yang berhasil dituntaskannya menjadikannya sebagai penulis
novel pertama yang berasal dari daerah terpencil, daerah dengan 2 ribu jiwa di
dalamnya.
Sebuah kebanggaan luar biasa yang membutuhkan daya juang
tinggi, serta semangat berekspresi tanpa ketakutan akan ‘gagal’ , yang kemudian
berhasil menuntunnya menjadi penulis novel petama dari tanah Lamahala. Adapun kepribadian
serta keuletan beliaulah yang mendukung dan menunjangnya sehingga membentuk
jiwa kepemimpinan yang terus terpancarkan dari diri beliau. Lain lagi, ketika
keberhasilan beliau memimpin IPMAL (Organisasi kedaerahan). Sebuah organisasi
yang menghimpun seluruh pelajar mahasiswa dari tanah lamahala yang berada di
kota kupang. Diantaranya, berhasil kembali mengangkat nama IPMAL yang sempat
tenggelam akibat regenerasi yang lambat, membuat terobosan-terobosan baru di mana
hal-hal yang ia dapatkan di lingkungan kampus di kombinasikan dan di
aplikasikan di lingkungan asrama (sekretariat ipmal). Semisalkan, mengadakan
pentas seni antara lain ; teater, pembacaan puisi, pentas musik, serta beberapa
pentas kedaerahan lainnya. Adapun tujuannya, tak lain dan tak bukan untuk
mengangkat nama organisasi yang di pimpinnya, sekaligus menjalin kembali tali
silaturahim dengan tetuah yang sempat renggang sebelumnya.
Adapun hal lainnya adalah latar belakang keluarga yang
dijadikannya sebagai motivasi serta ambisi penuh visi yang mendukungnya
untuk mendulang kesuksesan sebagai anak muda berjiwa perubahan. Karena tak bisa di
pungkiri, kehilangan sosok ayah sedari kecil nampaknya mempunyai faktor penting
dalam perjalanan karir beliau. Tampaknya pembuktian yang beliau lakukan sudah
sepatutnya menjadi contoh bagi anak muda sekaligus anak rantau yang sedang
melakukan studi diluar tanah lamahala. Yaitu menjadi pelajar mahasiswa tidak
semestinya sekedar mengurusi nilai akademik di dalam kelas semata. Akan tetapi
berani mengexplore diri sejauh mana daya kreatifitas dari potensi yang ada
dalam diri, untuk kemudian dapat dijadikan peluru tajam sebagai celah untuk
dikenal, saling mengenal, dan dalam usaha membangun jiwa muda yang jauh dari
kata Apatis.
Hingga saat ini, setelah menyelesaikan masa studi
perkuliahannya, beliau telah kembali ke tanah kelahirannya. Tempat tinggal
dengan adat istiadat serta budaya kultur yang sangat kuat. Saat ini beliau
menjadi tenaga pengajar di salah satu sekolah di kecamatan adonara timur, dan
berhasil mendirikan sebuah pondok atau taman membaca bagi anak-anak lamahala
yang tidak mampu bersekolah akibat kebutuhan ekonomi yang beragam. Adapun pondok
membacanya saat ini dijadikan sebagai pintu untuk dibukakannya sebuah sekolah
khusus (sekolah paket). Sekolah bagi anak-anak yang berusaha mengejar ijazah
baik di tingkat SD ataupun tingkat SMP.
Berikutnya adalah nilai yang tersirat dari agenda
terbentuknya sekolah khusus, yaitu membantu dan mendorong bagi anak-anak dari
keluarga yang tidak mampu sebagai upaya untuk meningkatkan kecerdasan dan
kesadaran pentingnya dunia pendidikan sedari dini yang tergolong rendah di
provinsi NTT, khususnya pelosok layaknya tanah Lamahala.
Seperti yang sudah di gambarkan di atas, maka tingkah laku
positif seperti ini sudah semestinya mendapatkan dukungan penuh, meskipun
dengan keterbatasan sumber daya manusia yang ada. Akan tetapi semangat
membangun dan semangat perubahan sudah seharusnya menjadi prinsip dasar kita
sebagai “agen of change”, bagi tanah air, tempat tinggal, dan nusa bangsa kita.
Terakhir dari saya adalah tulisan ataupun artikel ini
sengaja di buat tanpa adanya wawancara ataupun diskusi khusus dari sosok muda
yang saya hadirkan di atas.
NOTA BERIKUT
Novel pertama : Atma, putih cinta lmahala kupang.
Novel pertama : Atma, putih cinta lmahala kupang.
Novel kedua : wasiat kemuhar.
Dan sebuah buku berisikan kumpulan puisi dari anak-anak lamahala yang
berhasil dibukukan olehnya.
Adapun nama sapaan :
Nama lengkap : Muhammad soleh kadir
Nama pena : Pion Ratulolly
TTD ; Pejuang Senyum
TTD :
PejuangSenyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar