Bagian 7


                Hallo boy hallo girl...

Hari ini gue rada bersemangat untuk menggerakan jari jemari di atas keyboard laptop CORE i3 ini. Setelah ulasan sebelumnya yang isinya hanya gairah galau gemalau perihal wanita, maka kali ini kita kembali pada realitas yang ada.

Yoi, gue udeh pernah bilang bahwa wanita emang terlalu rumit untuk di bahas. Mereka terlalu abstrak jika di aplikasikan kedalam kata-kata bahkan kedalam sajak sekalipun. Yap gue gak harus memaksa kalian untuk menyetujui statement gue ini, hanya saja ini adalah penegasan atas dasar ulasan sebelumnya. Haha gue geh gak nyangka bakal se-melankonis itu ketika membicarakan isi hati yang mulai menua ini perihal wanita. Ya mungkin sebagian ego dari tubuh ini belum mengikhlaskan keberadaannya kali ye. Jadi ya gitu, bawaannya galau. But sellow ae,. Kalo ada umur yang panjang bakalan kita ulas perihal wanita dari ujung rambut ampe ke selangkangannye. Ulalala.. 

Okey kita lanjut,. Setelah beberapa pekan kemaren gue sempat gelisah perihal pekerjaan yang tak kunjung datang, maka hari ini gue punya kabar gembira. Akhirnya setelah ratusan email yang gue kirim secara sporadis dan berkala itu secara perlahan menemui hasilnya. Email gue akhirnya di balas dan tentunya hal ini sedikit mengurangi kegelisahan gue sebelumnya.

Ya gue sempet kesel aja, dari sekian banyak lowongan yang tertera di internet tak satupun yang kemudian membalas email gue. Dan itu rasanya kek lu makan nasi tapi gak minum air. Keselek sepanjang hari bagoy. Haha brengsek emang,.

Okey tapi jangan berpuas diri dulu. Singkirkan itu sejauh mungkin, Karena meskipun email gue telah dibalas gue tetep aja harus mengikuti prosedur yang ada. Tentunya prosedur yang di maksud adalah ; Tahapan wawancara atau interview yang harus gue lewati. Dan tentunya gue harus bersiap diri sebaik mungkin. Wkwkwk.

Gak kebayang kan ntar ketemu HRD-nya yang galak,. Terus aing kudu ngomong pake bahasa inggris. Babii hahahaa.

Sedikit informasi ; Menurut penuturan dari beberapa temen-temen yang di Bali, bahwasanya apapun yang menjadi profesi ataupun pekerjaan lu nantinya maka konciannya tetap ada pada kefasihan lu ber-bahasa inggris. Dan tentunya hal ini menjadi tantangan buat gue sejauh ini. Lagi-lagi bahasa inggris. Maklum dari zaman kuliah, gue bahkan ga pernah lulus mata kuliah bahasa inggris. 3 kali gue ngulang, 3 kali ganti dosen, 3 kali gue sekelas ama beda angkatan, dan 3 kali pula gue dapet E. Goblok kan? HAHA GOBLOK GAK KETULUNG.

But prakteknya ternyata berbeda dari apa yang gue takuti sebelumnya. Ya, ala bisa karena biasa. Gue berani berjudi untuk yang satu ini. Hacikiwiiir.

Aing kudu sering ngobrol dan adu bacot ama bule poko na mah. Wakakaka.

Ngomongin tentang bule, siapa yang tau pola makan dari kebanyakan para bule? menurut tingkat ke-sotoy-an gue, mau Ausie ataupun Eropa mereka cenderung punya pola dan kebiasaan yang hampir sama. Tentunya termasuk pola makan yang mereka terapkan.

Ada beberapa kebiasaan dari pola makan yang biasa mereka lakukan seperti : Sarapan dengan Roti Sereal lalu di sudahi dengan minum Yoghurt. Kemudian makan malam alias dinner dengan menu makanan yang lebih berat seperti steak, pasta, burger ataupun pizza. Sementara makan siang biasanya di batasi dengan snack semata (biskuit buah-buahan dan sejenisnya). Ya kalau pun yang mereka makan adalah makanan berkarbohidrat maka itu tidak termasuk nasi ala orang indon. 

Pernah seorang bule menanyakan: Why do you always eat rice? Ya gue sih gak harus menjawab secara baik dan benar. Hanya saja gue membayangkan posisi gue pada posisi dia. Menurut gue para bule itu aneh. Dan ternyata mereka juga punya anggapan yang sama. Bahwa kita aneh. Haha bodo amat deuh yah. Toh kita punya budaya dan tradisi yang berbeda. Wkwkwk ngelees.

Oke next,. Fakta lain yang pengen gue sampein adalah ternyata kawasan seperti seminyak dan nusa dua adalah kategori kawasan elit. Yang tentunya sebagai orang awam (modal pas-pasan) lu gak bisa bersenang-senang atau berekreasi di lokasi ini, terkecuali lu emang punya modal yang cukup atau dari segi ekonomis lu mampu buat ngebayar nantinya. Yap, bahkan hampir semua villa ataupun tempat hiburan di dua lokasi ini ber-standar internasional. Dan tentunya para pemiliknya sebagian besar adalah pihak asing.

Mungkin bagi sebagian orang bali menganggapnya lumrah, tapi ketika gue memposisikan diri sebagai orang Indonesia maka pertanyaannya adalah “trus orang lokal punya apa?”

Maksud dari statement ini adalah; Rupanya dari segi bisnis investasi orang barat lebih agresif dan sigap dalam usaha memainkan modalnya. Dan terbukti dua kawasan elit ini sepenuhnya di kendalikan oleh para pemilik modal yang sudah pasti orang asing.

Bayangkan saja perputaran ekonomi makro di kuasai asing. Sementara kebanyakan orang lokal pemanfaatannya hanya pada perputaran ekonomi mikro. Ya mungkin gue kudu belajar ilmu investasi kali yak biar kaya orang-orang barat. Wkwkwk yayaya.

Pada umumnya orang-orang lokal bali sama persisnya dengan kebanyakan orang Indonesia lainnya. Maksud gue kalo di bandingin ama suku sunda atau suku jawa ye. Dan sejauh pemantaun gue, masyarakat bali tergolong sangat relegius. Ya itu terbukti dengan wangi dupa yang menyebar dimana-mana. Seperti ulasan pada bagian 2 dan 3 perihal masyarakt adat, warga lokal bali sangat di dominasi dan identik dengan ajaran hindu-budhanya.

Gak bisa di pungkiri gue selalu kagum akan perihal ini. Yap gue mah seneng aja ngeliat lalu lalang keramaian di setiap pura yang gue jumpai. Amazed in surprise. Mungkin karena gue gak pernah ngeliat pemandangan kek gini kali yak. Wkwkk bisa jadi.

Oie hampir terlewati perihal makanan khas di bali. Kalo di sunda ada nasi uduk, di jogja ada nasi kucing, maka di bali ada nasi betutu. Lu gak bakal susah untuk menjumpai pelataran atau warung yang menyediakan nasi betutu sepanjang jalan raya di canggu.

Tapi inget bray, lu jangan ampe salah ngambil. Nasi ayam berada satu meja dengan nasi babi.

Tanpa mengurangi rasa hormat gue kepada para peng-konsumsi daging babi, gue hanya mengingatkan kepada para non peng-konsumsi babi. Maksud gue biar lu gak salah ngambil aja bray. Muehhehe. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Wkwkwk macam iklan merek sabun kan. Hahaha,.

Sisi positif dari nasi betutu ini adalah mewakili lu yang hidup sebagai anak kossan. Harganya murah meriah dan mudah di jumpai. Sisi negatifnya, di atas jam 12 siang udeh pada abis. Ludes kejual,.Hahaha.

Pada intinya sih Bali cukup ramah sejauh ini. Gue masih butuh waktu untuk meng-explore lebih jauh dan lebih dalam mengenai hal-hal yang bisa kita bahas bareng nantinya. Tentunya butuh diskusi dan data yang lebih valid.

But apapun itu, sesuai judulnya “ini adalah catatan permulaan” so semua yang tertera disini adalah awal dari garis awal-mulanya. Berharap suatu saat dapat mengakhiri di ujung jalan lainnya. Finish ketika emang harus selesai.

Sebagai penutup, Hari sudah malam ikan harus bobo.
Sampai jumpa di kesempatan selanjutnnya guys.

Bye girl bye boy,.

Canggu, Bali 08 april 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar